Penyesalan yang Terlambat

Apakah ada penyesalan yang datang di awal? Sesal selalu datang belakangan. .. .  Ini hanyalah sebuah cerita ulang dari artikel yang pernah saya baca. Sebuah alkisah tentang cinta yang memilukan. Baiklah silakan disimak dan tentunya siapkan dulu tissu atau sapu tangan. Begini ceritanya. Sebut saja namanya Lisa, seorang gadis cantik tinggal di sebuah kota yang nyaman dan tenang. Saat berusia enam tahun, Lisa menderita sebuah penyakit yang membuat kornea matanya rusak. Setelah kejadian itu, Lisa sama sekali tidak bisa melihat indahnya sinar mentari dan aneka warna pelangi, yang ia lihat hanyalah kegelapan.

cerita motivasi: menyesal tiada berguna
Lisa merasa malu dengan kebutaan yang dideritanya. Oleh karena itu ia memutuskan untuk tidak bersekolah dan menarik diri dari pergaulan. Orang tua Lisa menyetujui keputusan Lisa ini. Mereka memilih menyekolahkan putrinya di rumah. Hari-hari berlalu, sampai Lisa beranjak remaja, belum ada pendonor yang bersedia mendonorkan kornea mata untuk Lisa. Namun gadis remaja ini masih yakin bahwa kelak pasti ia akan dioperasi dan bisa kembali melihat warna-warni pelangi dan bunga-bunga bermekaran.

Di suatu hari yang cerah, Lisa berjalan-jalan di sebuah taman bunga. Saat itu ia berjumpa dengan seorang pemuda dan Lisa jatuh cinta padanya. Walaupun ia gadis buta, namun ia bisa merasakan rasa jatuh cinta saat pandangan pertama. Pemuda itu seusia dengan Lisa. Pemuda itu mau menerima kekurangan Lisa dan memperlakukan Lisa dengan sangat baik. Melihat ketulusan dan duka yang dialami sang gadis buta, pemuda itu bertekad ingin membahagiakan hati Lisa dengan ketulusan cintanya.

Pemuda itu membuktikan rasa cintanya dengan rajin memberikan bunga mawar merah jambu kesukaan Lisa. Tidak hanya itu saja, pemuda itu menunjukkan sikap romantisnya dengan menuliskan puisi-puisi cinta yang indah dalam huruf Braille. Pemuda itu tak lupa juga selalu menyemangati hari-hari Lisa agar Lisa selalu gembira dalam menjalani hari-harinya. Pemuda itu juga berjanji bahwa suatu hari nanti Lisa pasti bisa melihat keindahan dunia kembali.

Hari, minggu dan bulan telah berlalu. Lisa menerima kabar gembira matanya akan segera dioperasi. Gadis itu merasa sangat senang karena akhirnya ada seseorang yang bersedia mendonorkan kornea mata untuknya. Kebahagiaan Lisa semakin bertambah karena ia segera bisa melihat indahnya dunia dan melihat paras kekasih hatinya. Lisa berdoa kepada Tuhan atas operasinya dan berdoa diberikan hasil terbaik. Lisa pun mempersiapkan segala sesuatu agar operasinya berjalan lancar.

Hari operasi pun tiba. Tuhan menjawab doa-doa Lisa dengan keberhasilan operasinya. Setelah operasi selesai, Lisa ternyata harus melakukan adaptasi cahaya selama beberapa minggu. Setelah masa pemulihan, Lisa berjalan-jalan untuk menemui kekasihnya yang belum pernah ia temui semenjak ia dioperasi. Mereka memutuskan untuk melepaskan rasa rindu dengan bertemu di sebuah cafe yang tenang dan romantis.

Namun alangkah kecewanya hati Lisa. Pemuda yang merupakan kekasihnya itu ternyata seorang yang juga buta seperti dirinya dahulu. Lisa pun akhirnya berpikir dua kali untuk melanjutkan hubungan dengan pemuda itu. Ia meragukan kelangsungan masa depannya jika harus menikah dan melanjutkan hidup dengan pemuda buta itu. Menurut Lisa, orang yang buta masa depannya akan suram karena sulit untuk berkarya dan memperoleh uang. Akhirnya Lisa pun memutuskan untuk menyudahi hubungannya dengan pemuda itu.

Setelah beberapa hari berlalu, Lisa menerima sepucuk surat berhuruf Braille. Lisa masih mengingat cara membaca huruf Braille. Sambil memejamkan matanya, gadis itu berusaha membaca huruf demi huruf pada surat itu.

Lisa kekasihku, maafkan jika aku lancang menuliskan surat ini untukmu.
Aku tahu, saat ini kita sudah bukan lagi sepasang kekasih, namun cinta ku masih utuh hanya untukmu. Seperti yang pernah kukatakan dahulu, kamu pasti bisa melihat dunia, senja yang indah dan bunga mawar berwarna merah jambu, kesukaanmu.
Saat kamu membaca surat ini, aku sudah jauh berada di negeri orang,  untuk meneruskan cita-citaku yang sempat kuhentikan karena telah mendapatkanmu. Apalagi sekarang  aku lebih bisa diterima di negara ini, jadi aku akan menetap selamanya di sini dan mungkin tidak akan bertemu denganmu lagi.
Rasa cinta membuatku tidak bisa membencimu, Lisa..
Satu hal yang ingin aku sampaikan, tolong jaga hadiah yang sudah aku berikan padamu. Aku tulus memberikan kornea mataku untukmu.
Jangan menangis, aku tahu kamu gadis yang kuat. Aku belajar banyak darimu Lisa, aku juga akan berusaha sekuat dirimu.
Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu.

Hatinya bagai disambar petir. Satu persatu air mata Lisa menetes saat membaca surat bertuliskan huruf Braille itu. Selama ini ia tidak pernah tahu orang yang mendonorkan kornea mata untuknya karena pihak rumah sakit tidak pernah memberitahunya. Namun setelah membaca surat itu, ia mengetahui bahwa pemuda buta yang pernah menjadi kekasihnya adalah orang yang rela memberikan korna mata untuknya. Lisa menangis tersedu-sedu saat menyadarinya. Ia sangat menyesal karena menyudahi hubungan dengan kekasihnya, kekasih yang tulus memberikan kornea matanya agar gadis yang dicintainya bisa kembali melihat keindahan dunia.

0 Response to "Penyesalan yang Terlambat"

Posting Komentar